JENIS KATA BAHASA INDONESIA

Bapak tata bahasa tradisional, Aristoteles,seorang ahl filsafat Yunani, mengelompokkan jenis kata menjadi 10 jenis, yaitu:
1. Kata benda = Substantiva 2. Kata ganti = Pronomina 3. Kata kerja = Verba 4. Kata sifat = Adjektiva 5. Kata keterangan = Adverbia 6. Kata bilangan = Numeralia 7. Kata depan = Preposisi 8. Kata sambung = Konjungsi 9. Kata sambung = artikel 10. Kata seru = interjeksi |
1. KATA BENDA (Subtantive)
Kata benda yakni kata yang menyatakan nama tiruana benda atau segala sesuatu yang dibendakan. Menurut fungsinya (jabatannya) dalam kalimat, kata benda yakni kata yang lazimnya subjek (S) atau (O) objek.
misal :
Ibu membeli buku tulis
S O O
a. Pembagian Kata Benda
Menurut fungsi dan jabatannya dalam kalimat, kata benda sanggup dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kata benda aktual dan kata benda abstrak.
Kata benda aktual yakni kata benda yang tertangkap oleh pancaindra atau sanggup dirupakan. Yang termasuk kata benda aktual adalah:
a) Nama diri : nama-nama benda tertentu, contohnya Alfian, Bantaeng, Tolitoli dan sebagainya.
b) Nama jens : benda-benda tertentu yang jenisnya bersamaan, contohnya : mobil, rumah, orang, binantang, dan sebagainya.
c) Nama zat : benda-benda yang berarti bahan, misalnya: air, tanah, besi, minyak, emas, dan sebagainya.
d) Nama kumpulan : misalnya, pepegununganan, lautan, daratan, dan sebagainya.
2) Kata Benda Abstrak, yaitu kata benda yang tidak sanggup diungkapakan oleh pancaindera. Yang termasuk kata benda abnormal adalah:
a) Nama keadaan : contohnya kebahagian, kemakmuran, kemiskinan, dan sebagainya.
b) Nama pekerjaan : contohnya tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya,dan sebagainya.
c) Nama sifat : contohnya kemiskinan, kekayaan, kecurangan, kegemaran, dan sebagainya.
d) Nama ukuran : misalnya, volume, isi, panjang, luas, beratnya, dan sebagainya.
e) Nama panggilan : misalnya, keyakinan, kepercayaan, keuntungan, kerugian, dan sebagainya.
b. Bentuk Kata Benda
Bentuk kata benda dalam bahasa Indonesia sanggup dibagi menjadi 2 bagian. Yaitu:
1) Kata dasar, irama benda yang terdiri atas kata dasar, kata yang tidak diberimbuhan ataupun kata ulang.
misal: buku, pensil, orang, laut, air,dan sebagainya.
2) Kata jadian, kata benda yang ialah kata jadian, yaitu nama benda yang terdiri atas:
a) Kata jadian yang sebenarnya, misalnya; penulis, kedududkan, kelahiran, kecurangan, dan sebagainya.
b) Kata ulang, misalnya: rawa-rawa, pulau-pulau,rumah-rumah, dan sebagainya.
c) Kata majemuk, contohnya : rumah makan, papan tulis, mata air, dan sebagainya.
2. KATA GANTI ( Pronomina)
Kata ganti adadalah kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dbendakan. Kata ganti sanggup dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang, yaitu kata yang menggantikan orang atau benda penggantinya.
misal :
1) Kata ganti orang 1 : orang yang berbicara, yaitu: - Kata ganti orang I tunggal : aku , aku, hamba - Kata ganti orang I jamak : kita , kami 2) Kata ganti orang II : orang yang diajak berbicara, yaitu: - Kata ganti orang II tunggal : engkau, engkau, tuan - Kata ganti orang II jamak : anda , kalian 3) Kata ganti orang III : orang yang dibicarakan, yaitu: - Kata ganti orang III tunggal : ia, dia, beliau - Kata ganti orang III jamak : mereka |
b. Kata ganti kepunyaan, yaitu kata ganti yang memperlihatkan milik, biasanya terletak dibelakang kata benda yang diterangkan,dan bentuknya diringkaskan.
Misalnya: aku, ku, mu, nya.
c. Kata ganti penunjuk, yaitu kata ganti yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu : biasanya ditempatkan dibelakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan. Misalnya : ini, itu.
d. Kata ganti penghubung, yaitu kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.
Misalnya: yang, tempat, dimana
e. Kata ganti tanya, yaitu kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta keterangannya.
Misalnya: apa, siapa, mana, bagaimana, berapa
1) Fungsi kata ganti orang, antara lain:
- Penunjuk pelaku, sebagai subjek;
- Penunjuk milik/kepunyaan, selaku mengikuti kata benda miliknya;
- Menyatakan objek penderita (O1);
- Menyatakan objek penyerta (O2);
- Menyatakan objek pelaku (O3);
- Menyatakan pertalian maksud, ditempatkan dibelakang kata tugas/depan.
2) Fungsi kata ganti penunjuk, antara lain:
- Menunjuk waktu, dan
- Sebagai kata sandang.
3) Fungsi kata ganti penghubung, antara lain:
- Sebagai penghubung kata benda dengan kata lain;
- Pengantar anak kalimat;
4) Fungsi kata ganti tanya, antara lain:
- Menanyakan benda;
- Menanyakan sifat;
- Menanyakan waktu;
- Menanyakan situasi,dan sebagainya.
3. KATA KERJA (Verb)
Kata kerja yakni kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.
misal;
- Ibu memasak di dapur.
- Adik bermain-main di halaman.
- Matahari hampir terbenam.
a. Ciri – ciri kata kerja
1) Biasanya bukan kata pertama dalam kalimat;
2) Dapat dilampaui leh kata-kata, seperti; akan, hendak, sedang, sudah, hampir.
misal : akan pulang, hendak makan, sedang bekerja, sudah berangkat, hampir jatuh.
3) Tidak sanggup dilampaui oleh pertamaan ter- yang berarti paling.
b. Bentuk – bentuk Kata Kerja
1) Bentuk kata dasar, misalnya: makan, minum. Pulang, pergi. Dan sebagainya.
2) Bentuk kata diberimbuhan, misalnya: menulis, bekerja, memakan, menari, dan sebagainya.
3) Bentuk kata ulang, misalnya: berjalan-jalan, memukul-mukul,menari-nari, berteriak-teriak,dan sebagainya.
4) Bentuk kata majemuk, misalnya: berkeras hati, bermain api, memeras keringat, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Kerja
1) Subtantiva (sebagai subjek/S)
misal :
Memahat/ memerlukan/ keahlian
S P O
2) Predikatif (sebagai predikat)
misal
Ibu / sedang memasak
S P
3) Atributif ( sebagai kata sifat pertanda S/ Ket.S)
misal
Anak / belajar / tidakboleh disuruh
S ket.S P
4. KATA SIFAT (Adjektiva)
Kata sift yakni kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak, atau menyifatkan benda atau yang dibendakan.
misal:
pekarangan luas.
Barang mahal biasanya tahan lama.
a. Ciri-ciri Kata Sifat
Kata sifat umumnya berada setelah kata benda, tetapi tidak tiruana kata yang pertanda kata benda ialah kata sifat.
misal
Rumah kayu
Buku bacaan
Kayu dan bacaan bukan kata sifat
b. Bentuk /macam Kata Sifat
1) Kata sifat yang berbentuk dari kata dasar.
misal: cerdik, pintar, bodoh, tua, muda, cantik, kurus, gemuk, dan sebagainya.
2) Kata sifat yang berbentuk dari kata ulang.
misal: cantik-cantik, warna-warni,berlubang-lubang,dan sebagainya.
3) Kata sifat yang berbentuk dari frase.
misal: berhati mulia, berjiwa besar, berpikiran maju, baik hati, dan sebagainya.
4) Kata sifat yang berbentuk dari kata serapan/punggut
misal: primer, sekunder, amoral, produktif, asosial, aktivitas, dan sebagainya.
c. Fungsi Kata Sifat
1) Subtantif (sebagai subjek/S)
misal : putih / tanda suci
S P
2) Predikatif (sebagai predikat/ P)
misal : Barang itu / mahal
S P
3) Atributif ( Sebagai keterangan Subjek. Ket. S)
misal : mobil mewah itu sangat mahal
S ket. S P
d. Tingkat Perbandingan Kata Sifat
Tingkat perbandingan yakni tingkat-tingkat sifat suatu benda yang dibuat dengan kata lain/ imbuhan sehingga membentuk frase.
Ada 4 jenis tingkat perbandingan, yaitu:
1) Tingkat kurang = kurang pandai, kurang tinggi
2) Tingkat sama = sama pintar, sama pendek
3) Tingkat lebih = lebih baik, lebih makmur
4) Tingkat sangat/paling = sangat rajin, paling kaya, sangat sederhana, palingmewah
e. Perluasan Kata Sifat
Kata sifat sanggup diperluas dengan cara sebagai diberikut:
1) Kata sifat dilampau dengan kata kurang,sama, lebih sangat/paling, atau ditambah dengan kata sekali.
misal:
Kurang pandai, sama pandai, lebih pandai, sangat/paling, dan pandai sekali.
2) Menambah pertamaan se- dan akhiran –nya
misal :
Setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, secepat-cepatnya.
f. Perubahan Jenis Kata
Kata sifat sanggup dirubah menjadi kata benda dengan cara sebagai diberikut
1) Menambahkan akhiran –nya.
misal :
Manis = manisnya
Tinggi = tingginya
2) Menambahkan pertamaan pe-
misal
Takut = penakut
Malas = pemalas
Mabuk = pemabuk
3) Menambahkan konfiks ke-an
misal
Indah = keindahan
Ramai = keramaian
Mewah = kemewahan
5. KATA KETERANGAN (Adverbia)
Kata keterangan yakni kata yang pertanda kata yang bukan kata benda. Kaprikornus kata keterangan sanggup pertanda kata kerja, kata sifat, kata bilangan, dan sebagainya.
misal
- Menerangkan kata kerja : berlari cepat
- Menerangkan kata sifat : lahan yang sangat rindang
- Menerangkan kata bilangan : hampir satu bulan
Menurut artinya, kata keterangan sanggup dibagi menjadi:
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku, contohnya : sedang, sekarang, lagi, baru, tengah, dan sebagainya.
2) Sudah lalu, contohnya : sudah, baru-baru ini, sudah, habis, dan sebagainya.
3) Akan hadir, misalnya: besok, lusa, nanti, kemudian, dan sebagainya.
4) Frekuensi, misalnya: kadang-kadang, jarang, sering, pernah, dan sebagainya.
5) Lamanya perbuatan, contohnya : berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu, dan sebagainya.
b. Kata Keterangan Tempat
Kata keterangan daerah umumnya ditambah dengan kata depan : di, ke, dari, ke sana, ke sini, hingga, sampai, dan sebagainya.
c. Kata Modalitas
Kata keterangan modalitas yakni kata keterangan yang menyatakan:
1) Kepastian, contohnya ; tentu, pasti, misalnya, benar, dan sebagainya
2) Kesangsian, contohnya : mungkin, barangkali, entah, dan sebagainya.
3) Ingkaran, misalnya: tidak, tidakboleh, mustahil, bukan, dan sebagainya.
4) Keinginan, contohnya : semoga, gampang-gampangan, sebaiknya, seharusnya, dan sebagainya.
5) Ajakan, contohnya : mari, ayo, baik, dan sebagainya.
6) Pengakuan, contohnya : betul, benar, uya, dan sebagainya.
d. Kata Keterangan Tekanan
Kata keterangan tekanan memdiberi tekanan atau penegasan pada kata atau kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya: pun, lah, kah, dan sebagainya.
e. Kata Keterangan Sifat dan Jumlah
Kata keterangan sifat dan jumlah terdiri atas kata-kata menyerupai : sangat, amat, terlalu, makin, hampir, spesialuntuk, dan sebagainya.
6. KATA BILANGAN (Numeralia)
Kata bilangan yakni kata-kata yang menyatakan/menunjukkan bilangan atau jumlah suatu benda.
a. Kata Bilangan Utama, yakni:
1) Kata bilangan utama tentu, misalnya: satu, dua, tiga, seratus, seribu, dan sebagainya.
2) Kata bilangan utama tak tentu, misalnya: sedikit, banyak, tiruana, dan sebagainya.
b. Kata Bilangan Tingkat, yakni:
1) Kata bilangan tingkat tentu, misalnya: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat, dan sebagainya.
2) Kata bilangan tingkat tak tentu, misalnya: kesekian, beberapa yang terakhir, dan sebagainya.
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang...., sebilah....., seutas...., secarik..., dan sebagainya.
cakrpertamaa bentuk-bentuk kata bilangan 1. Kata bilangan asal, misalnya: satu, sepuluh, ratus, ribu, juta, dan sebagainya. 2. Kata bilangan bersambungan, misalnya: kesatu, kedua, perempat, persepuluh, dan sebagainya. 3. Kata bilangan berulang, misalnya: satu-satu, dua-dua, empat-empat, dan sebagainya. 4. Kata bilangan majemuk, misalnya: dua ratus, tiga ratus, dua juta, lma belas, dan sebagainya. |
7. KATA DEPAN (Preposisi)
Kata depan atau kata perangkai yakni kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya. Pada umumnya terletak di depan kata benda, dan kata-kata yang dihubungkannya berlainan jabatannya. misal kata depan: dari, di, ke, dengan, karena, sebab, oleh karena, untuk, perihal, guna, sampai, hingga, dan sebagainya. Jenis kata depan ada dua, yaitu: kata depan sejati dan kata depan tak sejati.
a. Kata depan sejati (Asli) : di, ke, dan dari
- di : memperlihatkan pada suatu tempat.
- Ke : memperlihatkan temapt yang dituju
- Dari : memperlihatkan daerah yang ditinggalkan/asal.
b. Kata depan tak sejati (Tak asli) : sanggup dibedakan menjadi 3 macam, yakni:
1) Kata depan tunggal (tak Majemuk), misalnya: akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada, perihal, karena, atas, bagi, guna, dan sebagainya.
2) Kata depan majemuk, selalu dipertamai dengan kata depan sejati: misalnya: daripada, dari luar, dari dalam, dari atas, ke atas, ke dalam.
3) Kata depanyang berupa kata kerja, misalnya: hendak, sampai, menjelang, melayang.
misal:
- Niatnya hendak pergi jauh (untuk)
- Menunggu hingga malam (hingga)
8. KATA SAMBUNG (Konjungsi)
Kata sambung atau kata penghubung yakni kata yang bertugas menghubungkan dua kalimat menjadi satu kalimat yang utuh.
misal :
a. Ibu membeli sayur,ikan
Ibu membeli sayur dan ikan
b. Badar bekerja hingga malam, badannya pegal-pegal.
Badar bekerja hingga malam hingga badannya pegal-pegal.
Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung sanggup menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan gabungan, contohnya : dan, serta, lagi, lagi pula.
b. Menyatakan pilihan, misalnya: atau, baik......, maupun, atau.....atau.
c. Menyatakan waktu, misalnya: waktu, kalau ketika, sambil.
d. Menyatakan sebab/akibat: karena, oleh lantaran itu, maka, sehingga, sebab.
e. Menyatakan tujuan/maksud: agar, dengan, demikian, supaya, bila.
f. Menyatakan penentangan: tetapi, pdahal, melainkan, sedangkan.
g. Menyatakan pengandaian: seandainya, andaikata, andaikan.
h. Menyatakan syarat: asal.asalkan, kecuali.
i. Menyatakan kesertaan: bersama, dengan, beserta.
j. Menyatakan perlawanan: walaupun, meskipun, sungguhpun, namun.
k. Menyatakan perbandingan: seperti, sebagai, laksana.
l. Menyatakan peningkatan: makin, semakin, makin.....makin, kian.....kian.
m. Menyatakan penjelasan: adalah, ialah, yaitu, yakni.
n. Menyatakan kesinambungan: mula-mula......, akhirnya......., setelah itu......
catatan: Untuk memilih perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya adakala aga susah, hal ini lantaran belum ada batas tertentu untuk memilih jenis-jenis kata tersebut. |
Perhatikan perbedaan kata sambung dengan kata depan diberikut!
- Ibu memotong sayur dengan pisau (dengan=kata depan)
- Ibu pergi dengan adik (dengan kata sambung)
9. KATA SANDANG (Artikel)
Kata sandang yakni kata yang memilih atau membatasi kata benda. Kata sandang umumnya terletak didepan (sebelum) kata benda.
Pengguna kata sandang
a. Menjadikan kata-kata atau penggalan kalimat bersifat kata benda.
b. Memdiberikan kententuan kepada kata benda.
Kata sandang terdiri atas 8 macam, yakni : si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
a. Kata sandang si
Dipakai untuk nama diri, orang, atau binantang, contohnya si manis, si ana, si juara, si kucing.
b. Kata sandang sang
Dibakai sebagai diberikut:
- Di depan nama-nama tuhan : sang Siwa, sang Surya, sang Candra.
- Sebagai gelar raja: sang Prabu.
- Di depan jenis binatang dalam kisah : sang Kancil, sang Gajah.
- Di depan benda yang dihormati: sang merah-putih, sang Dwi Warna.
c. Kata sandang hang
Hanya digunakan dalam bahasa melayu klasik, untuk gelar pria yang mulia, misalnya: hang tuah, hang jabat.
d. Kata sandang dang
Dipakai sebagai penunjuk perempuan yang mulia, misalnya: Dang Sutinah.
e. Kata sandang para
Digunakan penunjuk yang lebh terhormat dan penunjuk jamak, misalnya: para undangan, para pendengar, para hadirin.
f. Kata sandang yang
Dipakai sebagai diberikut
- Di muka kata benda: kamera yang mahal, siswa yang baik.
- Di muka kata keadaan: yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok.
- Di muka kata ganti benda: yang itu, yang ini.
- Di muka kata bilangan: yang kedua, yang kesepuluh.
Selain kata sandang yang sanggup juga berfungsi sebagai kata ganti penghubung.
misal:
- Siswa yang berkelahi.......
- Buku yang dibeli.......
g. Kata sandang se
Dipakai sebagai kata sandang tak tentu, misalnya: seorang, seujung, seutas.
h. Kata sandang nya
Dipakai sebagai kata sandang penentu dan digunakan sebagai akhiran, misalnya: bukunya, saatnya,kerjanya, waktunya.
10. KATA SERU (Interjeksi)
Kata seru yakni kata yang menyatakan luapan perasaan atau emosi.
Kata seru, mempunyai ragam dan variasi.
a. Kata seru yang bangkit sendiri
misal:
Wah! Astafirullah!
b. Kata seru yang rangkaiannya tidak sama, kedudukan terpisah, dan tidak mempunyaijabatan dalam kalimat.
misal:
Ah engkau tidakboleh berbuat kejam!
Hei/ mau/ kemana /engkau!
P K S
Tag :
Materi SMA,
Materi SMK
0 Komentar untuk "Materi Bahasa Indonesia : Jenis-Jenis Kata"