Materi Otomotif Sistem Pendingin

 Materi Otomotif Sistem Pendingin

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Penyegaran udara ialah perjuangan untuk mengontrol suhu dalam ruangan tertentu sehingga bisa mempersembahkan kenyamanan bagi yang menempati, juga berfungsi untuk menjaga suhu ruangan yang berfungsi untuk menjaga suatu alat, dalam hal ini peralatan yang rawan terhadap gerah.
Dalam peranananya sistem penyegaran udara sanggup direncanakan, terutama pada tempat – tempat tertentu, ihwal cara mengatasi kedinginan atau kegerahan sehingga suhu udara sanggup diadaptasi dengan kebutuhan.
Melihat kenyataan ketika ini faktor pemanasan global yang terjadi sampaumur ini yang diakibatkan dari penggundulan hutan, gedung bertingkat atau rumah kaca, polusi industri dan yang semakin menipisnya lapisan ozon. melaluiataubersamaini demikian penyegaran udara bukan lagi ialah barang mewah, akan tetapi sudah menjadi suatu kebutuhan.
I.2. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini ialah kiprah final mata kuliah sistem AC, dengan tujuan yang ingin dicapai ialah :
a. Mengenal system penyegaran udara yang digunakan pada ruangan tertentu, baik pada prinsip dasarnya maupun cara kerjanya serta perawatannya.
b. Diharapkan sistem pendingin udara sanggup digunakan sesuai dengan tujuan secara efisien, efektif dan ekonomis.
I.3. PEMBATASAN MASALAH
Dalam penulisan kiprah ini penulis mempersembahkan batasan – batasan dalam pembahasan sesuai dengan pokok permasalahan yang ditulis, yaitu :
a. Pembahasan system penyegaran udara dan peralatan komponen.
b. Pembahasan metode perawatan
c. Pembahasan system pengoperasian dan perjuangan mengatasi permasalahan.
I.4. METODE PENELITIAN
Metode yang igunakan dalam kiprah final mata kuliah sistem AC ini ialah sebagai diberikut :
1. Studi kepustakaan
Pada tahap ini pennulis memahami hal – hal yang berhhubungan dengan topic penyusunan kiprah final mata kuliah sistem AC ini yang di sanggup dari banyak sekali buku dan isu dari banyak sekali media.
2. Konsultasi dan diskusi
Konsultasi dan diskusi dengan pembimbing dan orang - orang yang sanggup memdiberi masukan kepada penulis.
3. Pengamatan lapangan
Penulis melaksanakan pengamatan pribadi pada perangkat mesin pendingin, namun hal ini spesialuntuk terbatas pada mesin pendingin jenis Split dan Window, sedangkan jenis – jenis yang lain spesialuntuk analisa saja.
BAB II
TEORI DASAR
II.1. Penemuan Siklus Refrigerasi dan Perkembangan Sistem Penyegaran Udara.
Penemuan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi merintis jalan bagi pembuatan dan penerapan mesin penyegar udara. Komponen utama dari system refrigerasi ialah kompresor, kondensor, katup perluasan pipa kapiler dan evaporator.
Instalasi pendingin yang pertama kali dibentuk dan dipatenkan oleh seorang berkebangsaan Amerika yaitu Josep Mc. Creaty pada tahun 1987 yang dinamai mesin pencuci udara yaitu system pendinginan menggunakan air. Dan pada tahun 1906, Dr. Willis H Carrier kebangsaaan Amerika Serikat ialah orang pertama yang berhasil membuat alat pengatur temperature dan kelembaban udara yang sanggup mendinginkan dan menjenuhkan udara hingga mencapai titik embun
II.2. Definisi dari Penyegaran Udara
Penyegaran udara ialah suatu proses mendinginkan udara sehingga sanggup mencapai temperature dan kelembaban yang sesuai dengan persyaratan kondisi udara dari sauatu ruangan tertentu yang sanggup mengatur pedoman udara dan kemembersihkanannya.
Sistem penyegaran udara pada umumnya di bedakan menjadi 2 (dua) jenis golongan , yaitu :


a. Penyegaran udara untuk kenyamanan
Yaitu penyegaran yang fungsi utamanya mengatur suhu dalam ruangan yang mempersembahkan kenyamanan bagi penghuni atau pemakainya dalam melaksanakan aktifitas tertentu.
b. Penyegaran udara untuk Industri
Yaitu penyegaran udara dari ruangan yang di fungsikan untuk menontrol suhu suatau perangkat yang ada di dalamnya. Biasanya peralatan – peralatan terebut tidak besar lengan berkuasa akan suhu yang terlalu tinggi.
II.3. Mesin Penndingin yang digunakan dan karakteristiknya
● Window AC ( Room AC)
Kapasitas dari 5000-32000 BTU (0,4-2,7) TR = 1,4 – 0,5 KW
Keuntungan :
• Temperatur ruangan sanggup dikontrol tersendiri dari masing-masing unit • Tidak memerlukan ducting
• Tidak memerlukan pemipaan
• Instalasinya sangat sederhana
Kerugian
• Memerlukan space pada dinding dan jendela
• Umumnya distribusi udara tetap kapasitasnya
• Pemasangan pada dinding luar sehingga kelihatan kurang baik.
• Umur pendek ( 4 tahun)
• Power consumtion pendek
● Split Package AC
A . Air cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya sanggup menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan udara
B . Water cooled split system AC
• Condenser terpisah di luar dan evaporator dalam ruangan
• Condenser ditempatkan di atap atau di pekarangan
• Instalasinya sanggup menggunakan ducting atau tanpa ducting
• Condenser didinginkan dengan air
● AC Sentral
• Blower,evaporator, condenser, kompresor ditempatkan pada satu tempat.
• Pendinginan seluruh bangunan di sentralisir pada satu tempat
• Umur 18 – 20 tahun
• Pendinginan untuk bangunan besar dan bertingkat tinggi
Sistem distribusi :
1. All Air System
• Condenser, evaporator dan AHU ditempatkan pada satu tempat
• Udara hirau taacuh dari tempat tersebut dialirkan ke seluruh ruangan dengan ducting
• Menggunakan central AHU yang dilengkapi dengan central direct expantion coil
2. All Water system
• AHU ditempatkan pada setiap ruangan / lantai
• Setiap AHU dihubungkan dengan pipa air hirau taacuh dengan sentral
Keuntungan menggunakan all air system
• Lebih sederhana ( simpel dipasang dan dirancang)
• Distribusi udara lebih baik
• Pemeliharaan di sentralisir operation
Kerugian :
• Initial cost tinggi ( biaya ducting dan isolasi tinggi)
• Ukuran shaft dan ducting sama besar
II.4. Bagian – belahan Air Conditioner
Pada sistem refrigrasi mekanik kompresi uap terdapat rangkaian dari empat komponen utama, yaitu: evaporator, kompresor, kondenser, dan alat pengontrol pedoman refrigeran. Masing-masing komponen mempunyai ciri dan fungsi sendiri-sendiri yang tidak sama, tetapi secara terintegrasi dan dioperasikan gotong royong akan sanggup memindahkan energi termal. Dampak dari pengoperasian sebuah sistem refrigerasi pada sebuah obyek adalah, bila terambil sebagian energi yang terkandung di dalamnya, suhu obyek tersebut akan menurun. Sebaliknya, lantaran operasi sistem refrigerasi itu kemudian sejumlah energi termal terpindahkan ke lingkungan, maka lingkungan tersebut sanggup menjadi lebih hangat.
Berikut ini uraian ringkas ihwal komponen-komponen utama sebuah sistem refrigerasi mekanik
II.4.1.Kondenser
Kondenser ialah komponen di mana terjadi proses perubahan fasa refrigeran, dari fasa uap menjadi fasa cair. Dari proses kondensasi (pengembunan) yang terjadi di dalamnya itulah maka komponen ini mendapat namanya. Proses kondensasi akan berlangsung apabila refrigeran sanggup melepaskan kalor yang dikandungnya. Kalor tersebut dilepaskan dan dimembuang ke lingkungan. Agar kalor sanggup lepas ke lingkungan, maka suhu kondensasi (Tkd) harus lebih tinggi dari suhu lingkungan (Tling). Karena refrigeran ialah zat yang sangat simpel menguap, maka semoga sanggup beliau dikondensasikan haruslah dibentuk bertekanan tinggi. Maka, kondenser ialah belahan di mana refrigeran bertekanan tinggi (Pkd = high pressure–HP).
II.4.2. Katup ekspansi(expansiondevice–EXD)
Piranti ini berfungsi ibarat sebuah gerbang yang mengatur banyaknya refrigeran cair yang boleh mengalir dari kondenser ke evaporator. Oleh lantaran itu piranti ini sering juga dinamakan refrigerant flow controller. Dalam banyak sekali buku teks Termodinamika, proses yang berlangsung dalam piranti ini biasanya disebut throttling process. Besarnya laju pedoman refrigeran ialah salah satu faktor yang memilih besarnya kapasitas refrigerasi. Untuk sistem refrigerasi yang kecil, maka laju pedoman refrigeran yang dibutuhkan juga kecil saja. Sebaliknya unit atau sistem refrigerasi yang besar akan mempunyai laju pedoman refrigeran yang besar pula. Terdapat beberapa jenis piranti ekspansi. Di bawah ini diterakan beberapa di antaranya.


a. Pipa kapiler (capillary tube – CT).
Berupa pipa kecil dari tembaga dengan lubang berdiameter sekitar 1 mm, dengan panjang yang diadaptasi dengan keperluannya hingga beberapa meter. Pada banyak sekali unit refrigerasi yang menggunakannya pipa ini biasanya diuntai semoga terlindung dari kerusakan dan ringkas penempatannya. Lubang susukan yang sempit dan panjangnya pipa kapiler ini ialah kendala bagi pedoman refrigeran yang melintasinya; kendala itulah yang membatasi besarnya pedoman itu. Pipa kapiler ini menghasilkan pedoman yang konstan.
b. Katup perluasan tangan (hand/manual expansion valve – HEV).
Adalah pengatur pedoman yang berupa katup atau keran biasa, yang dioperasikan untuk mengatur bukaannya secara manual
c. Katup perluasan termostatik (Thermostatic expansion valve – TEV)
Pada piranti ini terdapat belahan yang sanggup bekerja secara termostatik, yaitu mempunyai sensor suhu yang dilekatkan pada belahan keluaran evaporator. Perubahan suhu yang terjadi pada keluaran evaporator itu menjadi indikator besar-kecilnya beban refrigerasi. Variasi suhu itu dimanfaatkan untuk mengatur bukaan TEV, sehingga besarnya laju pedoman melintasinya juga menjadi terkontrol.
d. Katup pelampung (float valve – FV).
Piranti perluasan jenis ini biasanya dirangkaikan dengan evaporator jenis ‘genangan’ (flooded evaporator, wet evaporator). Ketinggian muka (level) cairan dalam tandon (reservoir) cairan evaporator menjadi pendorong pelampung yang menjadi pengatur besarnya bukaan katup.

II.4.3. Evaporator (evaporator – EV)
Evaporator ialah alat penukar kalor yang memegang peranan penting di dalam siklus refrigerasi yaitu mendinginkan media disekitarnya. Evaporator ialah komponen di mana cairan refrigeran yang masuk ke dalamnya akan menguap. Proses penguapan (evaporation) itu terjadi lantaran cairan refrigeran menyerap kalor, yaitu yang ialah beban refrigerasi sistem. Terdapat dua jenis Evaporator yaitu:
1. Evaporator perluasan pribadi (direct/dry expansion type - DX).
Pada evaporator ini terdapat bagian, yaitu di belahan keluarannya, yang dirancang selalu terjaga ‘kering’, artinya di belahan itu refrigeran yang berfasa cair sudah habis menguap sebelum terhisap keluar ke susukan masuk kompresor.
2. Evaporator genangan (flooded/wet expansion type).
Pada evaporator jenis ini seluruh permukaan belahan dalam evaporator selalu dibanjiri, atau bersentuhan, dengan refrigeran yang berbentuk cair. Terdapat sebuah tandon (reservoir, low pressure receiver), di mana cairan refrigeran terkumpul, dan dari belahan atas tandon tersebut uap refrigeran yang terbentuk dalam evaporator tersebut dihisap masuk ke kompresor.
II.4.4. Kompresor (compressor – CP)
Kompresor ialah komponen yang ialah jantung dari sistem refrigerasi. Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari evaporator dan mendorongnya dengan cara kompresi semoga mengalir masuk ke kondenser. Karena kompresor mengalirkan refrigeran sementara piranti perluasan membatasi alirannya, maka di antara kedua komponen itu terbangkitkan perbedaan tekanan, yaitu: di kondenser tekanan refrigeran menjadi tinggi (high pressure – HP), sedangkan di evaporator tekanan refrigeran menjadi rendah (low pressure – LP).
II.5. Diagram Siklus Kompresi Uap
Sistem pendingin siklus kompresi uap ialah daur yang terbanyak digunakan dalam daur refrigerasi, pada daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), pengembunan( 2 ke 3), perluasan (3 ke 4) dan penguapan (4 ke 1), ibarat pada gambar. Dibawah ini.
Gambar Diagram alir kompresi uap
Kompresi mengisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator, tekanan dan temperatur diusahakan tetap rendah semoga refrigeran senantiasa berada dalam fase gas.
Didalam kompresor, uap refrigeran ditekan (dikompresi) sehingga tekanan dan temperatur tinggi. Energi yang dibutuhkan untuk kompresi didiberikan oleh motor listrik atau aktivis mula lainnya. Jadi, dalam proses kompresi energi didiberikan kepada uap refrigeran. Pada waktu uap refrigeran dihisap masuk ke dalam kompresor, temperature masih rendah akan tetapi selama proses kompresi berlangsung, temperatur dan tekanan naik. Sesudah proses kompresi, uap refrigeran (fluida kerja) mengalami proses kondensasi pada kondensor. Uap refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi pada final kompresi sanggup dicairkan dengan media pendinginnya fluida air atau udara. melaluiataubersamaini kata lain, uap refrigeran mempersembahkan gerahnya (kalor laten pengembunan) kepada air pendingin atau udara pendingin melalui dinding kondensor.
Karena air atau udarapendingin menyerap gerah dari refrigeran, maka temperaturnya menjadi lebih tinggi pada waktu keluar dari kondensor. Selama refrigeran mengalami perubahan dari fase gas (uap) ke fase cair, tekanan dan temperatur konstan, oleh lantaran itu pada proses ini refrigeran mengeluarkan energi dalam bentuk gerah.
BAB III
PENGUDARAAN DAN PERANGKATNYA
III.1. Pengudaraan Atau penghawaan
Untuk mencapai kenyamanan, kesehatan dan kesegaran hidup dalam rumah tinggal atau bangunan – bangunan bertingkat, khususnya di kawasan diberiklim tropis dengan udara yang gerah dan tingkat kelembaban tinggi, dibutuhkan perjuangan untuk mendapat udara segar baik udara segar dari alam dan pedoman udaran buatan
Teknik memperoleh udara segar dari alam ialah dengan cara mempersembahkan bukaan pada kawasan yang diinginkan dan mempersembahkan ventilasi yang sifatnya menyilang. Udara yang nyaman mempunyai kecepatan dihentikan lebih dari 5 km/jam dengan suhu/ temperatur kurang dari 30oC dan banyak mengandung O2.
Daerah di Indonesia kebanyakan kurang mempersembahkan kenyamanan lantaran udaranya gerah (23o -34oC), udaranya kotor (berdebu, berasap) dan angin tidak menentu, khususnya pada bangunan tinggi, angin mempunyai kecepata tinggi. Karena keadaan alam yang demikian, maka dibutuhkan suatu cara untuk mendapat kenyamanan dengan menggunakan alat penyegaran udara (air condition).
Penyegaran udara ialah suatu proses mendinginkan udara sehingga mencapai temperatur dan kelembaban yang ideal. Sistem penyegaran udara pada umumnya dibagi menjadi 2 golongan utama :
a. Penyegaran udara untuk kenyamanan kerja
b. Penyegaran udara untuk industri
Sistem penyegaran udara untuk industri dirancang untuk memperoleh temperatur kelembaban dan distribusi udara yang sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh proses serta peralatan yang dipergunakan di dalam ruangan yang bersangkutan. melaluiataubersamaini adanya penyegaran udara ini, diharapkan udara menjadi segar sehingga karyawan sanggup bekerja dengan baik, pasien di rumah sakit menjadi lebih nyaman dan penghuni rumah tinggal menjadi nyaman.
III.2. Komponen utama Sistem Pendingin Udara
Komponen utama dari sitem penyegaran udara antara lain :
Sistem pembangkit kalor, Sistem pipa, Penyegar udara, saenteng udara, pendingin udara, Sistem susukan udara : Kipas udara dan susukan udara.
III.2.1. Refrigeran ( Freon)
Siklus refrigerasi kompresi mengambil laba dari kenyataan bahwa fluida yang bertekanan tinggi pada suhu tertentu cenderung menjadi lebih hirau taacuh jikalau dibiarkan mengembang. Jika perubahan tekanan cukup tinggi, maka gas yang ditekan akan menjadi lebih gerah daripada sumber hirau taacuh diluar (contoh udara diluar) dan gas yang mengembang akan menjadi lebih hirau taacuh daripada suhu hirau taacuh yang dikehendaki. Dalam kasus ini, fluida digunakan untuk mendinginkan lingkungan bersuhu rendah dan memmembuang gerah ke lingkungan yang bersuhu tinggi.
Siklus refrigerasi kompresi uap mempunyai dua keuntungan. Pertama, sejumlah besar energi gerah dibutuhkan untuk merubah cairan menjadi uap, dan oleh lantaran itu banyak gerah yang sanggup dimembuang dari ruang yang disejukkan. Kedua, sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan gerah tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal ini berarti bahwa laju perpindahan gerah menjadi tinggi, lantaran semakin bersahabat suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju perpindahan gerahnya.

Siklus refrigerasi sanggup dibagi menjadi tahapan tahapan diberikut:
1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap gerah dari sekitarnya, biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini didiberi pemanasan berlebih/ superheated gas.
2 – 3. Uap yang didiberi gerah berlebih masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, lantaran belahan energi yang menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju kondenser. Bagian pertama proses refrigerasi menurunkan gerah superheated gas sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan . Refrigerasi untuk proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan akseptor cairan, sehingga cairan refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat ekspansi.
4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan aliran. Kondenser harus bisa memmembuang gerah adonan yang masuk evaporator dan kondenser. melaluiataubersamaini kata lain: (1 - 2) + (2 - 3) harus sama dengan (3 - 4). Melalui alat perluasan tidak terdapat gerah yang hilang maupun yang diperoleh.
Standar siklus kompresi uap yang bekerja ialah dengan 15 ton pendinginan dengan menggunakan refrigerant R12 yang bekerja dengan temperatur kondensor 95oF dan temperatur penguapan 20oF. Karakteristik dari R12 (dalam P-H diagram) didapatkan :
h1 = 79,4 BTU/lb
h2 = 88,8 BTU/lb
h3 = 29,9 BTU/lb = h4
1. Refrigeration imbas : h1 - h4
= 79,4 – 29,9 = 49,5 BTU/lb
2. Aliran refrigerant :
=
= = 60,6 lb/menit

3. Daya kompresi :
= 60,6 lb/menit (h2-h1)
= 60,6 lb/menit (80,8 – 79,4) BTU/lb
= 570 BTU/menit.
Jadi teaga (daya)
= 570 BTU/menit .
Power per ton : =
III.2.1.1. Sifat – sifat Refrigeran
● Sifat – sifat refrigerant yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin ialah Tekanan penguapan harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigeran mempunyai temperatur pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga sanggup dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik lantaran naiknya perbandingan kompren.
● Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor sanggup dihindarkan, selain itu dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin sanggup bekerja lebih kondusif lantaran kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi lebih kecil.
● Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten penguapan yang tinggi lebih menguntungkan lantaran untuk kapasitas refrigerasi yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
● Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang besar ) akan memungkinkan penerapan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil. melaluiataubersamaini demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut dibutuhkan untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga sanggup mencegah menurunnya efisiensi kompresor sentrifugal.
● Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik thermodinamika dari refrigeran, koefisien prestasi ialah parameter yang terpenting untuk memilih biaya operasi.
● Konduktivitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk memilih karakteristik perpindahan kalor.
● Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. melaluiataubersamaini turunnya tahanan pedoman refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang.
● Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak mengakibatkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik.
● Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi juga tidak mengakibatkan korosi.
● Refrigeran dihentikan beracun dan berbau merangsang.
● Refrigeran dihentikan simpel terbakar dan simpel meledak.
III.2.1.2. Jenis-jenis refrigeran yang digunakan dalam sistim kompresi uap
Terdapat banyak sekali jenis refrigeran yang digunakan dalam sistim kompresi uap. Suhu refrigerasi yang dibutuhkan sangat memilih dalam pemilihan fluida. Refrigeran yang umum digunakan ialah yang termasuk kedalam keluarga chlorinated fluorocarbons (CFCs, disebut juga Freons): R-11, R-12, R-21, R-22 dan R-502.
Pemilihan refrigeran dan suhu pendingin dan beban yang dibutuhkan memilih pemilihan kompresor, juga perancangan kondenser, evaporator, dan alat pemmenolong lainnya. Faktor aksesori ibarat kegampangan dalam perawatan, persyaratan fisik ruang dan ketersediaan utilitas untuk peralatan pemmenolong (air, daya, dll.) juga menghipnotis pemilihan komponen.
III.2.2. Kompresor
Merupakan belahan yang paling penting dari mesin pendingin, kompresor menekan materi pendingin ketiruana belahan dri system. Pada system refrigerasi kompresor bekerja membuat perbedaan tekanan pada masing – masing bagian. Karena dengan adanya perbedaan antara sisi tekanan tinggi dan tekanan rendah, maka materi pendingin cair sanggup melalui alat pengatur pedoman ke evaporator.
Fungsi kompresor sendiri ialah menghisap gas refrigerant dari evaporator yang bertekanan dan bertemperatur rendah kemudian memampatkan gas tersebut menjadi gas yang bertekanan dan bertemperatur yang tinggi.
Dua hal yang ialah kemampuan karakteristik yang paling penting dalam kompressor yaitu kapasitas pendinginnya dan kebutuhan dari dayanya(power), power yang dibutuhkan kompressor yang ideal ialah yang sebanding dengan pedoman massa dan penambahan enthalpy selama kompressi isentropis.
Persamaan tenaganya = W l b/min. ∆h BTU/ l b
W = massa rate
∆h = penambahan enthalpy selama isentropis kompresi.
Untuk menjadi HP harus dikalikan :
Kapasitas biasanya ditunjukkan dalam ton pendinginan dimana kapasitas ini sebanding refrigerating imbas per l b refrigeratingdari pedoman massa sehingga kapasitasnya menjadi :
h1 = enthalpy refrigerant yang masuk kompresor
h2 = enthalpy refrigerant yang masuk ke evaporator
Untuk pemakaian pendinginan ruang yang diamati menggunakan kompressor sentrifugal. Kompressor ini mempynyai kapasitas yang luas yaitu dalam ukuran-ukuran antara 50-3000 ton efisiensi kompresi adiabatis antara 70-80%. Keuntungan kompresor sentrifugal antara lain : spesialuntuk membutuhkan tenaga kecil untuk starting, pemeliharaannya sedikit gampang, pengambilan ruangan kecil kadang kala sanggup dijalankan dengan turbin uap.
III.2.3. Kondensor
Kondensor ialah alat untuk membuat kondensasi materi pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, semoga sanggup memmembuang gerahnya keluar. Kondensor ialah jaenteng pipa yang berfungsi sebagai pengembunan. Refrigerant yang yang dipompakan dari kompresor akan mengalami penitikberatan sehingga mengalir ke pipa kondensor, kemudian mengalami pengembunan. Dari sini refrigerant yang sudah mengembun dan menjadi zat cair akan mengalir menuju pipa evaporator.
III.2.4. Evaporator
Evaporator ialah jaenteng pipa yang berfungsi sebagai penguapan. Zat cair yang berasal dari pipa kondensor masuk ke evaporator kemudian berubah wujud menjadi gas hirau taacuh lantaran mengalami penguapan. Selanjutnya udara tersebut bisa menyerap kondisi yang ada dalam ruangan mesin pendingin. Selanjutnya gas yang ada dalam evaporator akan mengalir menuju kompresor lantaran terkena tenaga hisapan.
III.2.5. Pengering
Pengering terdiri dari sebuah silinder yang diberiai desikan. Desikan tersebut dibungkus dengan maksud untuk mempergampang ketika penggantiannya. Fungsilain dari pembungkus desikan tersebut semoga serbuk desikan yang halus tidak keluar dari pengering dan ikut larut bersama refrigerant. Sedangkan pengering sendiri berfungsi untuk menghilangkan uap air dari refrigerant.
III.2.6. Pipa kapiler atau ekspansi
Pipa kapiler ialah suatu pipa pada mesin pendinginyang mempunyai diameterpaling kecil jikalau dibandingkan dengan pipa – pipa yang lainya. Pipa kapiler ini biasanya berukauran diameter 0,8 – 2,0 mm dengan panjang kurang lebih 1 meter. Permasalahan yang sering timbul pada pipa kapiler ini ialah lantaran kebocoran atau tersumbat. Pipa kapiler berfungsi untuk menurunkan tekananan mengatur cairan refrigerant yang mengalir di pipa kapiler. Sebelum gas mengalir ke pipa kapiler harus melalui alat yang disebut dried stainer atau saenteng.
Ekspansi berfungsi sama ibarat pipa kapiler. Ekspansi disini sebagai pengontrol refrigerant yang mengalir dari pipa ke pipa lainya.
III.3. Teknik perawatan AC
Apabila Air Conditioning (AC) ingin bekerja optimal sehingga kualitas kesejukannya terbaik. Pastikan seluruh komponen AC selalu dalam perawatan. AC yang membersihkan mengakibatkan seluruh sistem kerjanya berjalan lancar. Tak ada lagi kendala sirkulasi udara. Kerja komponen AC, ibarat kompresor, tak lagi berat. AC pun bisa bertahan lama. Maka perawatan terjadwal wajib dilakukan
III.3.1. Teknik merawat Outdoor Unit
Ada dua proses pemmembersihkanan AC, yaitu "Kecil" dilakukan untuk unit belahan dalam (indoor), contohnya filter dan epilog AC, dan yang "Besar" mencakup beberapa aspek komponen Indoor (evaporator-nya) dan belahan luar (outdoor). Pemmembersihkanan kecil bisa dilakukan sesering mungkin, contohnya dua minggu. Pemmembersihkanan besar cukup dilakukan tiga bulan sekali.
Alat dan materi yang dibutuhkan untik melaksanakan perawatan
a. Alumunium cleguar (applied)
b. Kuas
c. Obeng kembang
d. Tang kombinasi
e. Selotip
f. Plastik
g. Selang air
h. Ember
i. Kain lap
j. Spayer
Langkah-langkah Pengerjaan:
Buka epilog dengan melepas setiap baut pengunci. Lalu siapkan cairan pemmembersihkan alumunium dan campur dengan air, perbandingan 1:1. Oleskan cairan pemmembersihkan menggunakan kuas, mengikuti arah kisi-kisi alumunium. Kemudian tunggu lima menit hingga terlihat debu-debunya terangkat. Siram elemen tersebut dengan air bertekanan. Keringkan sebelum dipasang.
III.2. Teknik merawat AC (Indoor unit)
Apabila Air Conditioning (AC) ingin bekerja optimal sehingga kualitas kesejukannya terbaik. Pastikan seluruh komponen AC selalu dalam perawatan. AC yang membersihkan mengakibatkan seluruh sistem kerjanya berjalan lancar. Tak ada lagi kendala sirkulasi udara. Kerja komponen AC, ibarat kompresor, tak lagi berat. AC pun bisa bertahan lama. Maka perawatan terjadwal wajib dilakukan. Ada dua proses pemmembersihkanan AC, yaitu "Kecil" dilakukan untuk unit belahan dalam (indoor), contohnya filter dan epilog AC, dan yang "Besar" mencakup beberapa aspek komponen Indoor (evaporator-nya) dan belahan luar (outdoor). Pemmembersihkanan kecil bisa dilakukan sesering mungkin, contohnya dua minggu. Pemmembersihkanan besar cukup dilakukan tiga bulan sekali.
Langkah-langkah Pengerjaan
1. Buka seluruh epilog Indoor unit, dengan cara melepaskan baut penutup, menekan pengancing, lantas menarikdanunik penutupnya.
2. siapkan plastik pelindung untuk melapisi belahan sisi unit. Lapisan ini untuk melindungi pgual kontrol AC dan tidak mengotori dinding.
3. Siapkan cairan pemmembersihkan elemen alumunium AC. Campurkan dengan air-perbandingan air Applied 1:1. Oleskan cairan dengan kuas searah elemen kisi-kisi evaporator
4. Biarkan lima menit semoga cairan bekerja terbaik sewaktu mengangkat debu karat, Semprot dengan air tekanan, Tekniknya dengan menutup sebagian ujung selang dengan ibu jari atau menggunakan sprayer hingga tak terlihat busa.
5. Untuk belahan blower tersiram air, semprot air sambil memutar-metarnya dengan jari semoga tiruana belahan blower tersiram membersihkan. kemudian lubang pemmembuangan dimembersihkankan dengan pipet yang di tiup-tiup.
6. Keringkan unit indoor sebelum dipasang kembali.
III.3.3. Pemeriksaan dan Perawatan Rutin
Bagian indoor unit
• Kontrol dan membersihkanakn saenteng udara apabila saenteng tersebut kotor penuh debu ataupun lumut
• Pemeriksaan kedudukan terhadap dinding, tidakboleh hingga kendor ataupun miring, jikalau miring ada resiko kebocoran lantaran air tidak mengalir ke susukan pemmembuangan.
• Perksa terminal rangkaian, biasanya apabila terlalu usang menyala ACnya terminal akan gerah dan meleleh sangat beresiko terjadinya kekerabatan arus pendek
Bagian Outdoor unit
1. Periksa Hight preasure dan Low Preasure, jikalau tekanan semakin hari semakin berkurang ada kemungkinan terjadi kebocoran pada instalasi pipa.
2. Periksa arus, sesuaikan dengan standarnya.
3. Periksa kisi –kisi, usahakan tidakboleh hingga penuh dengan debu atau kotoran
III.4. Permasalahan dan Pemecaspesialuntuk.
Disini penulis juga menyertakan bagaimana mengatasi problem – problem yang biasa kita jumpai di mesin pendingin AC, yang penulis sampaikan spesialuntuk terbatas AC type Split dan AC Window.
1. AC mati tiruana unit tidak berfungsi sama sekali.
Permasalahan dan penyelesaianya
Periksa terminal yang menguhubungkan dengan listrik PLN. Hal ini terjadi biasanya terjadi lantaran tidak ada arus.
2. Unit beroperasi tapi tidak hirau taacuh
Permasalahan dan penyelesaianya
Periksa kompresor, ada kemungkinan kompresor macet atau bisa saja dari kontaktor, capasitor ataupun bimetal yang mengatur kerja kompresor.

3. Terjadi bunga es pada Evaporator
Permasalahan dan penyelesaianya
Hal ini baiasanya terjadi lantaran banyak hal antara lain :
Evaporator kotor, pemecaspesialuntuk membersihkankan dari kotoran dan lumut – lumut
Saenteng Buntu Atau Kotor, pemecahan permasalaspesialuntuk ialah membersihkankan dengan air bertekanan hingga tidak ada lagi kotoran yang menempel
Kurang Freon, biasanya hal ini terjadi lantaran terjadi kebocoran ketika instalasi.
Pemecaspesialuntuk :
Cari dengan menggunakan air sabun dengan jalan mengusap atau pada belahan – belahan yang rawan bocor, misalkan sambungan. Jika terjadi gelembung – gelembung sabaun maka disitu lah summer masalahnya. Maka kencangkan kembali sambungan tersebut atau kalau perlu sambung ulang kembali
BAB IV
ANALISA SISTEM PENYEGARAN UDARA
Pada belahan ini penulis mengambarkan ihwal analisa dari system penyegaran udara yang penulis ambil waktu observasi di PT.VISTA AGUNG KENCANA . Data yang penulis ambil dari AC type split dan dan Window. Pada dasarnya prinsip dari kedua jenis AC tersebut sama dari cara kerja dan fungsinya, namun tidak sama dalam segi fisiknya.

IV.1. Pengambilan Data
Teknik pengambilan data di ambil dengan cara menganalisa pribadi dilapangan, yang diambil secara acak dari banyak sekali tempat dan dari banyak sekali macam kondisi.
Berikut data hasil pengamatan yang saya dapatkan :
LOKASI Kapasitas Tekanan Freon Arus
LP HP
Lokasi A 2 PK 60 psi 80 psi 8,3 A
Lokasi B A PK 62 psi 90 psi 8,6 A
Lokasi C 2 PK 60 psi 85 psi 8,6 A
Lokasi D 2 PK 30 psi 40 psi 8,4 A
Lokasi E 2 PK 60 psi 85 psi 8,3 A
Lokasi F 2 PK 65 psi 85 psi 8,8 A
Lokasi G 2 PK 75 psi 95 psi 9,8 A
Lokasi H 2 PK 75 psi 85 psi 9,7 A
Lokasi I 2 PK 65 psi 85 psi 8,7 A
Lokasi J 2 PK 65 psi 85 psi 8,8 A
• Hasil pengamatan mengabaikan kecepatan angin dan cuaca ( tiruana data di anggap pada kondisi kecepatan angin dan cuaca yang normal )
IV.2. Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan di lapangan banyak terjadi masalah, contohnya terjadi bunga es, keluaran kurang dingin, hasil pengukuran yang tidak sesuai ( pengukuran antara Low preasure, Hight Preasure dan Arus), AC unit kondisi normal tapi hasil pendinginan yang kurang terbaik. Permasalahan yang ada terjadi lantaran banyak factor, antara lain :
1. Terjadi kebocoran instalasi sehingga mengurangi gas Freon yang ada
2. Kompresor yang tidak bisa bekerja lagi secara terbaik
3. AC kotor lantaran jarang dimembersihkankan
4. Penempatan unit yang tidak pas
5. Tidak seimbangnya antara besarnya daya yang di hasilkan oleh unit AC dengan ruangan yang harus didinginkan
6. Seting remot yang salah
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil pengamatan dan pengukuran yang sudah dilakukan, maka sanggup ditarik beberapa kesimpulan :
1. Pemilihan AC diadaptasi dengan ukuran ruangan, semakin besar ruangan yang harus didinginkan maka semakin besar pula kapasistas AC yang digunakan.
2. Penempatan Outdoor dan Indoor yang baik.
3. Instalasi ketika pemasangan harus diperhatikan yaitu serapi dan sekuat mungkin untuk menjaga terhindar dari kebocoran.
4. Untuk menjaga kondisi AC semoga sanggup bekerja secara terbaik dilakukan pengecekan dan pemeliharaan yang rutin.
5. Sesuakan daya listrik PLN yang terpasang dengan AC unit.
Tag : Materi SMK
0 Komentar untuk "Materi Otomotif Sistem Pendingin"

Back To Top