Teori Dasar Kelistrikan

2.1. Penlampauan
Mempelajari listrik dan elektronika akan selalu berkaitan dengan energi yang
yang diakibatkan oleh fatwa arus (dalam teori lain juga disebut fatwa elektron) padaberbagai penghantar dan komponen-komponen yang membentuk suatu rangkaian.
Istilah listrik ialah nama yang didiberikan terhadap bidang kajian yang berkaitan dengan sistem rangkaian di mana elektron mengalir terutama melalui konduktor atau penghantar dengan aneka macam macam kawat atau kabel. Istilah elektronik digunakan
untuk hal-hal yang berkaitan dengan sistem-sistem rangkaian di mana tabung-tabung elektron atau komponen semi konduktor menyerupai dioda dan transistor mengatur fatwa elektron.

Energi yang ialah kemampuan untuk melaksanakan kerja, terbagi dalam
dua bentuk yaitu energi potensial dan energi kinetik. Energi potensial didefinisikan sebagai energi yang tersimpan atau energi yang tidak aktif, contohnya energi yang ada pada terminal-terminal baterai. Energi ini (dalam bentuk tegangan) sanggup melaksanakan kerja yang mengakibatkan arus sanggup mengalir jikalau suatu rangkaian dihubungkan ke terminal-terminal baterai tersebut. Aliran arus ini sanggup menghasilkan kerja sehingga contohnya lampu menyala atau bel listrik berbunyi. Energi gerak (aliran arus) disebut dengan energi kinetik.
Hukum keabadian energi menyatakan bahwa energi tidak sanggup diciptakan
atau dimusnahkan. Namun, energi sanggup berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Energi listrik misalnya, dalam bentuk fatwa arus sanggup diubah menjadi energi gerah,
cahaya, energi kimia, atau energi magnetik. Rangkaian listrik ialah suatu sistem yang terdiri dari penghantar dan komponen-komponen yang dipakai untuk
keperluan mengubah energi listrik menjadi bentuk energi lain yang tidak sama.
Rangkaian listrik secara umum terdiri dari beberapa bab penting, yaitu sumber energi (misalnya baterai), penghantar atau kabel untuk mengalirnya arus, komponen pengontrol (misalnya saklar), dan beban. Beban ialah alat daerah terjadinya perubahan (konversi) energi.

2.2. Teori Dasar Listrik


Semua benda padat, cair atau gas yang mempunyai massa dan menempati
ruang intinya tersusun dari molekul atau atom yang tergabung menjadi satu.
Atom ialah bab terkecil dari suatu benda yang mempunyai properties yang sama dari benda yang dibuat olehnya. Inti dari sebuah atom disebut dengan nukleus yang terbentuk dari adonan antara proton dan neutron dan  dikelelingi oleh partikel lainyang disebut elektron. Setiap partikel atom mempunyai muatan listrik. Proton
bermuatan positif, elektron bermuatan negatif, dan neutron tidak bermuatan atau netral.
Suatu atom berada dalam keadaan setimbang apabila banyaknya elektron
sama dengan proton. Proton yang bermuatan positif mempertahankan elektron berada dalam orbitnya. Gaya sentrifugal mencegah elektron yang berada pada orbitnya untuk bergerak ke dalam. Neutron mempertahankan keadaan proton dengan mencegah atau menetralkan gaya tolak menolak proton untuk mempertahankan inti atom.
Hidrogen mempunyai atom yang paling sederhana dengan satu buah proton di dalam nukleus dan satu buah elektron yang mengitarinya. Bentuk atom tembaga lebih kompleks alasannya yaitu terdiri dari 29 elektron pada empat orbit yang tidak sama yang berputar mengitari sebuah nukleus yang di dalamnya terdiri dari 29 proton dan 29 neutron.
Kemampuan mengalirkan arus listrik dari suatu atom tergantung dari jumlah
elektron pada orbit bab luar dari atom tersebut. Elektron yang berada pada orbit yang berdekatan dengan inti atom mempunyai gaya tarik yang berpengaruh terhadap proton sehingga posisinya tetap atau terikat dan ini disebut elektron terikat (bound electrons).
Elektron yang terletak pada orbit yang paling luar atau jauh dari inti atom mempunyai gaya tarik yang lemah terhadap proton sehingga simpel berpindah-pindah dan ini disebut elektron bebas (free elektron). Elektron sanggup berpindah jawaban adanya gaya atau paksaan dari luar contohnya agresi kimia, tekanan, cahaya, gesekan, gerah, dan efek magnetik. Elektron yang berpindah jawaban efek gaya tersebut berpindah dari satu atom ke atom lainnya. Aliran elektron bebas ini menghasilkan suatu arus listrik.
Bahan yang termasuk konduktor yaitu materi yang mempunyai satu sampai
tiga elektron pada orbit terluar dari atomnya dan mempunyai sifat sebagai penghantar listrik yang baik, contohnya tembaga, besi, aluminium, dan logam-logam lain pada umumnya. Bahan yang termasuk semikonduktor yaitu materi yang mempunyai empat elektron pada orbit terluar dari atomnya dan mempunyai sifat sebagai penghantar listrik yang baik pada kondisi tertentu dan sebagai isolator yang baik juga pada kondisi lainnya, contohnya karbon, germanium, dan silikon. Bahan yang termasuk dalam isolator yaitu materi yang mempunyai lima hingga delapan elektron pada orbit terluar dari atomnya dan mempunyai sifat sebagai penghantar listrik yang tidak baik. Elektron tertahan sangat berpengaruh dan elektron sangat susah untuk mengalir. Bahan
yang termasuk isolator contohnya kaca, plastik, karet, kayu, dll.
Listrik terbagi menjadi dua macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Pada
listrik statis, tidak terjadi fatwa elektron. Apabila dua buah materi bukan penghantar listrik contohnya sebatang beling dan kain sutera saling digesekan satu sama lain, beberapa elektron dibebaskan sehingga kedua materi tersebut menjadi bermuatan listrik. Salah satu materi tersebut menjadi belum sempurnanya elektron atau bermuatan positif,
dan materi yang lainnya menjadi kelebihan elektron atau bermuatan negatif. Muatan muatan ini akan tetap berada pada permukaan kedua materi tersebut dan tidak bergerak kecuali kedua materi tersebut disentuhkan. Listrik dinamis (listrik yang sanggup mengalir) terdiri dari dua macam, yaitu listrik arus searah (DC = direct current) dan listrik arus bolak-balik (AC = alternating current). Aliran listrik terjadi pada ketika elektron-elektron lepas dari atom-atomnya dan mengalir melalui suatu penghantar atau konduktor. Karena listrik ini sanggup mengalir, maka listrik ini disebut dengan listrik dinamis.

sumber : modul kelistrikan SMK
Tag : Kelistrikan
0 Komentar untuk "Teori Dasar Kelistrikan"

Back To Top