Macam-Macam Jenis Las



   Macam-macam Pengelasan


              Ada banyak macam dan tipe proses pengelasan yang dikenal, namun dibawah ini spesialuntuk akan dijelaskan beberapa tipe-tipe pengelasan yang masih lazim digunakan.

14.1. PENGELASAN  TEMPA
              Mula-mula logam induk digerahkan dan kemudian di tempa (tekan), sehingga terjadi penyambungan logam. Pemanasan berlangsung di dalam dapur kokas atau dapur minyak maupun gas.
Sebelum di sambung, ke-2 (dua) ujung logam induk dibuat terlebih lampau sedemikian rupa, sehingga ketika proses penyambungan terjadi, ke dua nya akan bersambung di tengah-tengah terlebih lampau. Penempaan kemudian dilakukan mulai dari tengah menuju sisi luar, dengan demikian oksida-oksida dan kotoran-kotoran lain nya akan tertekan/ terbawa keluar, proses ini disebut: “scarfing”.
Mengingat cara ini sangat sederhana dan proses nya agak lambat, maka ada dan bahkan besar kemungkinan terbentuk oksida-oksida, untuk itu biasanya dipakai materi bakar yang berlebih (ekstra) atau memakai fluks untuk melarutkan oksida tersebut. Fluks yang sering dipakai adalah: adonan “boraks” dengan “salmiak”.
Pemanasan logam induk harus dilakukan secara berlahan-lahan, setelah logam induk mencapai suhu yang tepat, benda kerja diletakkan di atas meja kerja (paron), gres nkemudian di tempa.
Material-material yang cocok untuk diproses dengan las tempa ini adalah: Baja Karbon rendah dan Besi tempa, alasannya suhu operasi pengelasan nya cukup tinggi.
14.2. PENGELASAN  DENGAN  GAS
              Pada proses pengelasan dengan gas, adonan gas dipakai sebagai sumber gerah untuk pengelasan nya.
Nyala gas yang umum dipakai adalah: - gas alam
                                                                   - asetilen
                                                                   - hidrogen + oksigen (oksihidrogen)
Nyala gas oksihidrogen, sanggup mencapai suhu ± 1980 °C, hidrogen dihasilkan melalui proses elektrolisa air atau dengan mengalirkan uap diatas kokas. Sedangkan nyala asetilen, sanggup mencapai suhu  ± 3500 °C ( untuk jelasnya lihat  keterangan diberikut ini).


 · NYALA  OKSIASETILEN
                 Las nyala oksiasetilen (sering juga disebut dengan “las karbid”), memakai nyala dari gas adonan antara oksigen dengan asetilen, hingga logam induk mencair dan pengelasan sanggup dilakukan dengan atau tanpa logam pengisi.
Oksigen berasal dari proses elektrolisa atau proses pencairan udara. Oksigen komersial umumnya berasal dari proses pencairan udara, dimana oksigen dipisahkan dari nitrogen yang kemudian disimpan di dalam tabung silinder baja bertekanan sekitar 14 MPa.
· GAS  ASETILEN 
                Gas ini dihasilkan dari reaksi kimia antara Kalsium Karbida dengan Air. Gelembung-gelembung gas akan naik ke udara bebas dan endapan nya disebut: “kapur tohar”.
 secara fisik, ialah keras, berwarna cokelat dan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia anatara Kalsium dengan Kokas (batu bara) di dalam dapur listrik. Hasil reaksi ini dimembersihkankan dan diseleksi untuk kemudian disimpan didalam drum baja yang tertutup rapat. Gas Asetilen bisa diperoleh dari:
- generator asetilen; yakni mencampur karbid dengan air
- pasar  bebas  dalam  bentuk  tabung-tabung  yang sudah siap pakai dan sudah tergabung 
  dengan aseton (tekanan tabung £ 100 kPa).
· SKEMA  NYALA  LAS  ASETILEN
  
Pengaturan perbandingan persentase adonan gas, ialah sangat penting, alasannya dengan demikian sifat nyala api akan sanggup diatur.
Secara umum ada 3 (tiga) macam sifat nyala las asetilen, yakni:
·  NYALA NETRAL
                                                                                                                         
                                                                                               
                  Dibagian ujung nyala kerucut, terjadi perbandingan  Oksigen : Asetilen = 1 : 1
Selubung luar nya berwarna ke biru-biru an dan Oksigen yang dibutuhkan dambil dari udara disekitar nya.
Umum nya nyala ini dipakai pada: - pengerjaan pengelasan
                                                             - pemotongan logam
·  NYALA REDUKSI (Nyala Karburasi)
                Bila terdapat kelebihan Asetilen, maka diantara nyala kerucut dan selubung luar (lihat: nyala netral), akan timbul nyala menyerupai nyala kerucut, tetapi berwarna ke putih-putih an yang panjang nya tergantung dari jumlah kelebihan asetilen nya.
Nyala ini biasanya dipakai untuk pengelasan:
- logam monel
- nikel
- beberapa baja lunak dan beberapa materi non-ferrous dengan pengerasan permukaan.
·  NYALA  OKSIDASI
               Bila terdapat Oksigen yang berlebih, maka akan diperoleh nyala yang menyerupai nyala netral, spesialuntuk saja nyala kerucutnya lebih pendek dan selubung luar nya lebih terang (nyata/tegas) warna nya.
Nyala ini spesialuntuk sanggup dipakai untuk pengelasan fusion, yakni untuk bahan-bahan seperti: kuningan dan perunggu.

·  BEBERAPA  KEUTUNGAN (KEUNGGULAN) LAS  OKSIASETILEN:
- peralatan nya relatif murah
- maintenance nya sederhana dan murah
- praktis di bawa-bawa untuk dipakai hampir disetiap tempat
- dengan  metode yang tepat, dapat  digunakan  untuk  pemotongan dan pengelasan hampir
   tiruana jenis logam.

14.3. PENGELASAN   OKSIHIDROGEN                                                              
              Campuran Oksigen dengan Hidrogen (Oksihidrogen), memiliki suhu operasi pengelasan sekitar 2000 °C (lebih kecil dari suhu operasi oksiasetilen). Karena itu nyala ini dipakai untuk pengelasan lembaran-lembaran tipis dan logam paduan dengan titik cair yang relatif rendah. Proses ini juga sangat cocok untuk pematrian.
             Walaupun peralatan nya sama persis dengan peralatan las oksiasetilen, tetapi pada pengelasan oksihidrogen agak lebih rumit. Sebab, walaupun perbandingan gas nya tidak sama, tetapi warna nyala nya tetap, tidak ada perubahan warna.
Keunggulan utama dari pengelasan ini adalah: tidak ada terbentuk lapisan oksida, sebagai mana lazim nya pada pengelasan-pengelasan lain nya.

14.4. PENGELASAN  NYALA  UDARA-ASETILEN
             Nyala atau gerah yang dibutuhkan pada proses ini di hasilkan dari pembakaran udara + asetilen, sehingga pembakaran nya menyerupai dengan pembakaran Bunsen.
Jumlah udara yang terhisap ke dalam nyala, sesuai dengan kebutuhan dari nyala itu sendiri. Suhu nyala pengelasan relatif rendah, sehingga pengelasan ini spesialuntuk baik dipakai untuk: patri timah atau patri ber suhu rendah.

14.5.  PENGELASAN  GAS   BERTEKANAN                                                           
            Ujung batang logam induk yang akan di las, digerahkan hingga mencapai suhu sekitar 1200 °C dengan memakai nyala oksiasetilen. Sesudah mencair, pemanas dicabut, kemudian ke-2 (dua) ujung yang lain dari logam induk di ber gaya tekan.
Untuk jelasnya, proses tersebut sanggup dilihat pada gambar gambaran diberikut ini:
                             
                                                                                          
             Sumber nyala berbentuk bulat, di gerak-gerak kan (keatas – kebawah) untuk menghindarkan terjadi gerah lokal yang berlebihan. Sesudah kedua ujung benda mulai mencair, sumber nyala dilepaskan dan pada kedua ujung lain dari logam induk si aplikasi kan gaya tekan dengan bemasukan tertentu.
misal:
Untuk materi Baja Karbon Rendah: - tekanan mula-mula = 10 MPa
                                                         - tekanan akhir          = 28 MPa
Keunggulan proses ini: tidak memerlukan logam komplemen pengisi (filler).



14.6. PEMOTONGAN  DENGAN  NYALA  OKSIASETILEN                                           


                 Di sekitar ujung selang tabung utama yang dialiri oksigen murni, terdapat beberapa lubang-lubang kecil (orifices) yang dimaksudkan untuk kanal nyala pemanas mula, sebelum pemotongan dimulai.
Prinsip dasar pemotongan dengan nyala adalah: memanfaatkan sifat afinitas (bercampurnya) oksigen dengan besi dan baja. Pada suhu relatif rendah, reaksi afinitas ini berlangsung lambat, tetapi dengan meningkatnya suhu, maka reaksi berlangsung cepat dan terbentuk oksida, sehingga pada temperatur tertentu (baja memijar), terbentuklah: oksida besi.
Sebagai contoh; dibutuhkan sekitar 0,00225 oksigen untuk meng-oksidasi 1 besi. Nyala oksiasetilen ini sanggup memotong benda dengan ketebalan = 760 mm.
Jalan nya proses (lihat gambar ilustrasi):
  1. Model atau pola terbuat, biasanya terbuat dari logam yang keras
  2. Alat pencacah mengatur pergerakan nyala yang di sesuaikan dengan alur dari pola
  3. Pada mesin konvensional, dipakai tangan untuk menggerakan alat pencacah
  4. Untuk mesin-mesin yang lebih canggih, bisa memakai “mata elektrik” yang sanggup meng-indera garis-garis gambar (pola) yang dimaksud, sehingga dalam hal ini pola dari logam tidak dibutuhkan lagi.
  5. Untuk mesin yang lebih maju, sanggup memakai CNC-machine.
Hampir tiruana jenis logam sanggup dipotong dengan nyala ini, tetapi agak susah untuk: besi cor, paduan bukan besi dan paduan dengan % Mn yang tinggi.
¨Catatan:
Untuk aplikasi dibawah permukaan air, maka alat nya harus dilengkapi oleh 3 (tiga) buah selang, yang penerapan nya sebagai diberikut:
- satu selang untuk gas pemanas mula (biasanya hidrogen, asetilen  kurang aman)
- satu selang untuk kanal Oksigen
- satu selang untuk udara bertekanan
             Udara bertekanan dimaksudkan untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara di sekitar ujung nyala pemotong, sehingga nyala tersebut bisa stabil dan air tidak membasahi ujung nyala.

14.7. LAS  RESISTENSI  LISTRIK                                                                     
                 Las resistensi listri atau disebut juga las tahanan listrik, biasanya dipakai untuk lembaran-lembaran yang relatif tipis, namun agak susah untu bahan-bahan yang terbuat dari: timah putih, seng dan timbal.
Arus yang cukup besar dialirkan melalui logam induk, sehingga menyebabkan gerah pada benda kerja yang akan disambung dan dibawah dampak tekanan, terbentuklah sambungan las.        
Alat transformator pada mesin las ini, berfungsi untuk merubah tegangan arus bolak-balik (AC) dari 110 V/220V menjadi (4 s/d 12) Volt dan arus nya menjadi cukup besar sehingga sanggup menghasilkan gerah yang diperlukan. Besar nya arus yang dibutuhkan pada tempat sambungan berkisar antara (50 s/d 60) untuk selama 10 detik dan tekanan yang dibutuhkan antara: (30 s/d 55)MPa.
Pada pengelasan resistensi listrik, ada 3-variabel penting yang perlu diperhatikan:
- Arus listrik pengelasan; 
- Tahanan listrik;                             
- Waktu;
Besar nya arus pengelasan, dibatasi oleh kemampuan transformator, dimana arus sekunder nya di atur dengan cara mengendalikan jumlah lilitan   kumparan primer nya.
       
                                        
Keterangan:
  1. Untuk mendapat hasil pengelasan yang baik, maka ke-3 (tiga) variabel diatas, perlu diperhatikan dan ditentukan dengan cermat
  2. Waktu pengaliran (“waktu tenggang”) arus listrik, harus lah ada, yaitu dikala sambungan las mulai terbentuk. Bila sambungan las sudah terbentuk, arus listrik dihentikan, namun tekanan tetap ada, hingga sambungan las menjadi dingin. Hal ini dimaksudkan semoga tidak timbul nyala/busur di antara elektroda dan sambungan
  3. Gaya tekan yang diperlukan, sanggup dilakukan secara manual maupun otomatis.

¨ Ada 6 (enam) macam/jenis/tipe pengelasan resistensi listrik, yakni:
  1. Las Titik
  2. Las Proyeksi
  3. Las Kampuh
  4. Las Tumpul
e.   Las Nyala  
f.   Las Perkusi.


14.7.a. LAS  TITIK                                                                                  
                 Las titik dipakai untuk melas dua atau lebih lembaran logam yang dijepit diantara elektroda logam. Proses pengelasan mulai terjadi pada dikala elektroda bersinggungan dengan logam dibawah dampak tekanan sebelum arus listrik dialirkan (periode ini disebut: “waktu tekan”). Setela waktu tekan selesai, arus listrik mengalir dengan voltase rendah, sehingga logam induk yang bersinggungan menjadi gerah, hingga mencapai suhu pengelasan. Sesudah logam-logam induk menyatu, arus listrik dihentikan, namun tekanan tetap ada (periode ini disebut: “waktu tenggang”).
Syarat las listrik yang baik ialah permukaan logam induk harus bebas dari karat dan kotoran (karat dan kotoran sanggup meningkatkan nilai tekanan permukaan dan menyebabkan gerah lokal yang berlebihan).
Bila terjadi gerah lokal yang berlebihan, maka pada tempat tersebut, bukan pengelasan yang terjadi menyerupai yang diharapkan, tetapi “pengecoran”, lantaran logam induk nya bisa mencair pada temperatur tertentu (suhu titik didih logam induk).
                   Las titik ialah salah satu jenis las resistensi listrik yang paling sederhana, namun demikian jikalau dipakai untuk pengelasan lembaran baja biasa, akan mempersembahkan hasil yang cukup memuaskan, asalkan permukaan lembaran baja yang akan dilas  membersihkan dan bebas dari kotoran lain nya.
Tag : Materi SMK
0 Komentar untuk "Macam-Macam Jenis Las"

Back To Top